June 2012

Aku Hanya seorang Manusia yang Lemah

John Sung

Saya pernah mau menyerah di tahun ke sembilan saya melayani Tuhan. Melayani Tuhan bukanlah pekerjaan yang mudah, kita harus banyak menderita sengsara. Saya pernah merasa lemah dan patah semangat. Jika bukan karena kasih Kristus, tidaklah mungkin saya dapat bertekun melayani Tuhan.
Pernah sekali setelah menyelesaikan serangkaian kampanye penginjilan, saya harus menunggu selama 4 jam di stasiun kereta. Mungkin karena sudah terlalu lelah saya mulai berpikir, "Mengapa saya harus terus menginjili? Apa yang saya perolehi dengan meninggalkan rumah dan keluarga dengan bepergian terus? Apa hasilnya? Apa yang saya dapatkan!" Saya patah semangat dan merasa seolah-olah semuanya sia-sia, dan suara hati saya berkata, "Tuhan, saya tidak mau lagi melanjutkan kegiatan penginjilan ini." Begitulah Iblis akan menggoda kita di saat kita lemah. Tetapi Tuhan bersimpati dengan kelemahan saya.

Di dalam kesendirian saya bergumul dengan pikiran yang negatif ini, tiba-tiba saya disapa seorang pria. "Apakah Anda mengenal saya?" Saya memandangnya dan pria itu melanjutkan, "Saya mendapat kabar Anda sedang berada di sini. Jadi saya datang untuk bertemu dengan Anda. Beberapa tahun yang lalu, Anda telah menyelamatkan seluruh keluarga saya. Tapi, saya yakin Anda tidak tahu akan hal itu."
Pria itu lalu menceritakan tentang masa lalunya. Dulu ia seorang pegawai di kantor pos dan ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang masih sekolah Ia begitu mencintai gadis itu dan ia sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan istrinya.
'Dan pada waktu itu, Anda datang ke kota saya untuk menginjili. Karena kebetulan saya lewat di tempat itu saya lalu masuk ke ruang pertemuan. Anda sedang berkotbah dari Lukas 16.18 Setiap orang yang menceraikan istrinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berzina; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berzina.
Dan Anda berkata dengan berapi-api, "Pezina akan diutus ke neraka dan dikutuk selama-lamanya jika ia tidak bertobat dan percaya pada Tuhan." Hati saya sangat tidak tenteram setelah mendengarkan Anda. Sepanjang malam saya tidak dapat tidur. Hari kedua dan ketiga saya terus mendatangi tempat Anda berkhotbah. Roh Kudus berkarya dalam hati saya. Tidak ada hal yang dapat saya lakukan melainkan bertobat. Saya maju ke depan pada hari ketiga dan mengakui dosa-dosa saya. Demikianlah Tuhan menyelamatkan saya.
Setelah itu saya meninggalkan kekasih saya dan meminta istri saya memaafkan saya. Tuhan baik, istri saya mau menerima saya kembali. Kami sekarang sudah berdamai dan kasih kami semakin hari semakin kuat. Seluruh keluarga saya mengalami transformasi. Semuanya sekarang mengenal Tuhan dan sukacita memenuhi hati kami. Bukan saja kami tetapi teman-teman dan keluarga besar kami juga sudah diselamatkan. Kami bahkan mengadakan kelas di kantor untuk belajar Alkitab bersama-sama.

Semuanya ini tidak akan kami alami jika Anda tidak datang ke kota kami untuk menginjili. Saya tidak punya apa-apa untuk diberikan kepada Anda kecuali tas kecil ini. Semoga Tuhan membalas apa yang telah Anda lakukan.'  

Saudaraku, betapa Tuhan menguatkan saya pada waktu itu. Melihat kasih karunia Tuhan yang begitu indah, saya langsung bangkit kembali. Walaupun saya begitu tidak layak tetapi Tuhan telah menghibur dan mendorong saya di waktu saya benar-benar terpuruk!
Percayalah saudaraku, salib kita tidak akan lebih berat dari kasih karunia Tuhan. Kesedihan kita tidak dapat menutupi wajah Tuhan, setiap kali kita memandang pada-Nya, kita akan melihat kemuliaan-Nya.

(Dikutip dari khotbah John Sung yang berjudul A New Hope)

Back to Top