John Sung
Saya pernah mau menyerah
di tahun ke sembilan saya melayani Tuhan. Melayani Tuhan bukanlah
pekerjaan yang mudah, kita harus banyak menderita sengsara. Saya pernah
merasa lemah dan patah semangat. Jika bukan karena kasih Kristus,
tidaklah mungkin saya dapat bertekun melayani Tuhan.
Pernah sekali setelah
menyelesaikan serangkaian kampanye penginjilan, saya harus menunggu
selama 4 jam di stasiun kereta. Mungkin karena sudah terlalu lelah saya
mulai berpikir, "Mengapa saya harus terus menginjili? Apa yang saya
perolehi dengan meninggalkan rumah dan keluarga dengan bepergian terus?
Apa hasilnya? Apa yang saya dapatkan!" Saya patah semangat dan merasa
seolah-olah semuanya sia-sia, dan suara hati saya berkata, "Tuhan, saya
tidak mau lagi melanjutkan kegiatan penginjilan ini." Begitulah Iblis
akan menggoda kita di saat kita lemah. Tetapi Tuhan bersimpati dengan
kelemahan saya.
Di dalam kesendirian
saya bergumul dengan pikiran yang negatif ini, tiba-tiba saya disapa
seorang pria. "Apakah Anda mengenal saya?" Saya memandangnya dan pria
itu melanjutkan, "Saya mendapat kabar Anda sedang berada di sini. Jadi
saya datang untuk bertemu dengan Anda. Beberapa tahun yang lalu, Anda
telah menyelamatkan seluruh keluarga saya. Tapi, saya yakin Anda tidak
tahu akan hal itu."
Pria itu lalu
menceritakan tentang masa lalunya. Dulu ia seorang pegawai di kantor pos
dan ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang masih sekolah Ia begitu
mencintai gadis itu dan ia sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan
istrinya.
'Dan pada waktu itu,
Anda datang ke kota saya untuk menginjili. Karena kebetulan saya lewat
di tempat itu saya lalu masuk ke ruang pertemuan. Anda sedang berkotbah
dari Lukas 16.18 Setiap orang yang menceraikan istrinya, lalu kawin
dengan perempuan lain, ia berzina; dan barangsiapa kawin dengan
perempuan yang diceraikan suaminya, ia berzina.
Dan Anda berkata dengan
berapi-api, "Pezina akan diutus ke neraka dan dikutuk selama-lamanya
jika ia tidak bertobat dan percaya pada Tuhan." Hati saya sangat tidak
tenteram setelah mendengarkan Anda. Sepanjang malam saya tidak dapat
tidur. Hari kedua dan ketiga saya terus mendatangi tempat Anda
berkhotbah. Roh Kudus berkarya dalam hati saya. Tidak ada hal yang dapat
saya lakukan melainkan bertobat. Saya maju ke depan pada hari ketiga dan
mengakui dosa-dosa saya. Demikianlah Tuhan menyelamatkan saya.
Setelah itu saya
meninggalkan kekasih saya dan meminta istri saya memaafkan saya. Tuhan
baik, istri saya mau menerima saya kembali. Kami sekarang sudah berdamai
dan kasih kami semakin hari semakin kuat. Seluruh keluarga saya
mengalami transformasi. Semuanya sekarang mengenal Tuhan dan sukacita
memenuhi hati kami. Bukan saja kami tetapi teman-teman dan keluarga
besar kami juga sudah diselamatkan. Kami bahkan mengadakan kelas di
kantor untuk belajar Alkitab bersama-sama.
Semuanya ini tidak akan
kami alami jika Anda tidak datang ke kota kami untuk menginjili. Saya
tidak punya apa-apa untuk diberikan kepada Anda kecuali tas kecil ini.
Semoga Tuhan membalas apa yang telah Anda lakukan.'
Saudaraku, betapa Tuhan
menguatkan saya pada waktu itu. Melihat kasih karunia Tuhan yang begitu
indah, saya langsung bangkit kembali. Walaupun saya begitu tidak layak
tetapi Tuhan telah menghibur dan mendorong saya di waktu saya
benar-benar terpuruk!
Percayalah saudaraku,
salib kita tidak akan lebih berat dari kasih karunia Tuhan. Kesedihan
kita tidak dapat menutupi wajah Tuhan, setiap kali kita memandang
pada-Nya, kita akan melihat kemuliaan-Nya.
(Dikutip dari khotbah
John Sung yang berjudul A New Hope)